PERIHAL KERETA




“Terimakasih pak...” sahutku kepada pembeli yang baru saja pergi meninggalkan warung yang menjadi mata pencaharianku setelah aku memutuskan berhenti berjualan pisang di salah satu kota besar di negeri ini. Tragedi 1998 yang mengakibatkan krisis moneter berkepanjangan, membuat banyak usahawan kecil kocar-kacir dalam menjalankan usahanya, termasuk aku yang menggantungkan penghidupanku dari berjualan pisang selama tujuh bulan setelah aku dan isteriku menikah dan mempunyai momongan berumur sekitar lima atau enam bulan. Dan kini, hampir satu tahun sudah aku membuka warung kecil-kecilan demi untuk mencukupi kehidupan rumahtanggaku, ditambah lagi sekarang isteriku tengah hamil enam bulan calon anak kedua kami.   
Beberapa saat kemudian mataku terfokus pada pengendara sepeda motor, seorang wanita dengan membonceng anak kecil berhenti di atas jembatan yang di bawahnya adalah rel kereta api, tidak jauh dari tempatku berdiri di depan warung. Wanita itu turun dari motor yang dikendarainya setelah ia lebih dahulu menurunkan anak kecil yang duduk di depannya, “itu anaknya” fikirku. Lalu wanita itu menuntun anak kecil itu mendekati pagar besi pembatas jembatan, dan pandangan mereka di tujukan kepada sepanjang jalur kereta menuju Stasion yang memang terlihat samar-samar dari jembatan itu, seolah mereka akan mengucapkan selamat tinggal atau apalah akupun belum mengerti, karena memang sekitar jam sekarang inilah kereta cepat jurusan Tanahabang Jakarta akan melewati jembatan tersebut.

 Gambar - anak . blogspot.com
 
Aku memasuki warungku kembali, dan duduk tepat di depan meja tempat aku biasa menunggu pembeli datang untuk berbelanja. Sepintas mataku melirik lagi kearah jembatan, dan wanita bersama anak kecil itu masih berdiri di sana dengan tidak merubah pandangan mereka. Namun kemudian perhatianku teralihkan dari wanita dan anak kecil itu karena suara isteriku memanggil membuat aku menyahut dan berlalu dari situ menghampiri isteriku yang ada di dalam rumah.
Terdengar suara kereta melintas membuat suara isteriku yang sedang berbicara kepadaku sedikit samar di telingaku, sehingga aku bertanya apa yang di katakannya. Suara kelakson kereta panjang melengking menambah aku tidak dapat mendengar apa yang dikatakan isteriku. “Apa..” tanyaku kepada isteriku sambil terus menghampirinya lebih dekat. “Tolong buangin sampah..” sahut isteriku. Aku mengangguk dan mengambil tumpukan plastik yang dipenuhi oleh sampah bekas isteriku memasak seperti biasanya. Lalu aku berlalu dari isteriku sambil menenteng tiga plastik besar dan keluar dari pintu samping rumah kontrakan yang kami tempati selama hampir tiga tahun ini. Suara kereta telah berlalu mejauh, namun sekarang suara gaduh orang –orang berteriak meminta tolong sebagai gantinya membuat aku bertanya-tanya sekaligus terkejut, ada apa gerangan. Tiba-tiba saja aku teringat kepada wanita muda bersama anak kecilnya di atas jembatan kereta sesaat sebelum aku masuk rumah. Dan sambil menenteng plastik berisi sampah aku bergegas mendekat arah suara orang-orang gaduh meminta tolong tersebut. Dan setibanya aku di sana, di pinggir rel kereta yang telah dipenuhi oleh banyak sekali masyarakat sekitar berkerumun membentuk seperti lingkaran, lalu aku menyeruak di antara kerumunan ingin tahu apa gerangan yang mereka kerumuni, namun lalu kemudian aku tertegun dan tak dapat berkata apa-apa, terkejut dan sekaligus trenyuh menyaksikan pemandangan di depan mataku seakan tidak percaya dan sangat syok, sehingga plastik yang aku pegang jatuh begitu saja, sementara badanku bergetar hebat memandangi seorang wanita dan anak kecil tergolek berceceran di atas bantalan-bantalan rel kereta tersebar menjadi beberapa bagian, dan mereka adalah yang sempat mencuri perhatianku beberapa menit yang lalu berdiri di atas jembatan kereta.

Catatan :
Ketika perhatian kita tercuri oleh sesuatu yang membuat kita sedikit penasaran, cari tahulah tentang hal tersebut secepatnya, karena siapa tahu hal tersebut adalah sesuatu yang akan membuat kita merasa sedikit menyesal dikarenakan mengabaikan terhadap apa yang membuat perhatian kita tercuri.

Jrl.4n
Rangkasbitung, 20 Desember 2015

Popular Posts