Mata dan hari
Banyak sudah orang
membicarakan perihal engkau, Matahari.
Semuanya tentang kesetiaan
dan keindahan.
Bahkan kepastian akan
kehadiran.
Bagiku bukan saja engkau
menjadi penerang disaat semua orang mencari kesibukan atau disibukan
orang-orang.
Namun juga menjadi riasan
indah di pagi hari yang asri pada kilau
embun daun yang anggun.
Membelai mesra disaat malas
menggelayut pundakku untuk bangkit dan bangun.
Merasakan setiap kecupanmu
memoles pori kulitku menggeliatkan kehangatan.
Lalu mengajak kaki melangkah
menjemput semua yang tersisa dari semua harapan.
Tiada cerita yang dapat ku
utarakan disaat siang terik menantang.
Sebab petang yang menjelang
lebih kunikmati dengan keremangan sinarmu sebelum malam bertandang.
Jelmaanmu berganti ratusan
helai lembayung yang teratur di ufuk timur melengkung.
Sungguh tiada pesona yang
senantiasa aku tunggu masa-masa seperti itu.
Yang menerbitkan perasaan
bahagia sesaat yang bisa kuhirup dalam redupmu.
Kamu tahu, walaupun dia
menghilang dari pandangan, tetapi dia menyinari bagian lainnya dari diriku.
Karena aku serupa bumi, yang selalu tercukupi perihal apapun termasuk mengenai pelepasan rindu.
minggu,03Februari2019