Pagi
Semalam aku kehilangan
Semalam aku kecolongan
Semalam aku tak sempat pamitan
Semalaman aku menangisi penyesalan
Dini hari aku masih terjaga
Hingga fajar singkap gelap dengan merah kekuningan
cahyanya
Bahkan deras embun dihembus angin dingin pun tak membuat
kantuk kedua mata
Aku takut, ketakutan sangat
Seberapa banyak kurafal do’a penjaga agar semua amalan
ibadah berbuah pahala
Seberapa banyak butiran tasbih bergilir ingatkanku
pada sang Maha Esa
Seberapa banyak rakaat sebelum subuh ini
kusibak hingga pagi menjelma
Agar terkabul apa-apa yang sempat terlupa untuk
dipinta
Pagi, ibuku sudah pergi
Membawa semua kenangan ke alam yang mati tapi abadi
Menyesak desak isak kepedihan dalam hati
Lalu sebuah raga merampas air mataku dan berkata;
Purnanya di dunia adalah langkah hidup pada kekal di
akhirat sana
Yang hanya bisa dilalui dengan lepasnya nyawa di dunia
Untuk bertemu kumpul kembali dalam keluarga ceria yang
bahagia
Di dalam surgaNya Allah Ta’ala,
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fu ‘anha
waj’alil jannata matswaha. Allahumma laa tahrimnaa ajroha walaa taftinnaa
ba’daha waghfirlanaa walaha, Aamiin..
Mengenang Ibunda temannya
temanku Yayah Sulasah; kuat
dalam tabah dan rela pada
Ikhlas adalah bentuk keimanan akan qodho dan qodhar, Insyaallah.