Kursi busa
Bersimpuh
di sudutnya gelap
Dalam
rengkuhan letih yang menggerutui waktu
Tak
sekalipun aku pergi
Namun
engkau enggan berbagi
Tautan
ini berbelit-belit
Terkunci
kerahasiaan yang sulit
Jika
saja buruan kalian adalah aku
Tak
perlu bermain petak umpet sembunyi
Tinggal
bilang apa mau kalian
Jika
buruanmu selain aku
Jangan
bawa aku kedalam sudut malam nan kelam (gulita)
Karena
lenteraku beringsut menjauh
Sementara
kalian enak saja bergincu cumbu rayu
Bercinta
mengumbar ambisi di kursi busa roda empat
Mengintip
di balik ketiak kemunafikan
Tidakkah
takut akan kelak
Terkalang
di mataku
Anak
keturunanmu membelit lehermu dan menelan birahimu
Bagai
hering berebutan bangkai
*Jrl.4n
Serang,
4 Juni 2016
Pemimpin
yang memimpin kepada sekelompok tertentu saja, dan melupakan yang lainnya
karena dianggap tidak sehati dengannya, apakah pantas disebut pemimpin yang
benar..? walaupun dia melahap setiap bangunan mesjid dalam sembahyangnya. Tak
akan pernah lupa bagaimana tanggungjawabku yang di ujung tanduk adalah
indah di matanya dan menjadi bahan tertawaan.