Cerita Pantai



Matahari memerah bersedih meninggalkan siang yang pasti dirindukannya , awan putih yang berarak mengabut dan menipis nyaris hilang. Melukiskan perpaduan dua keindahan antara warna biru muda kemerah-merahan dengan putih tipis mengambang tiga dimensinya mengagumkan.

Teduhnya sore itu menyerahkan ragaku menjemput malam yang mungkin telah lama menantiku dengan sejuta perasaan yang bercampur-campur, suasana langit sedang tak bersahabat, ia mengamuk dan meluluhlantakkan bintang-bintang. Rembulan yang seharusnya bersinarpun malam nanti mungkin akan menutup diri, khawatir terkena imbas dari kemarahnya.

Aku menyusuri pantai demi pantai memastikan keremangannya yang tiada tanding, keramaian benderangnya lampu-lampu neon yang menyemarakkan sedang dihindarinya. Kuingin malamku bersedia meredakan amarahnya, dengan bujukan yang kuutarakan, berharap ia mau terima ajakanku sekedar bermain air kolam renang ataupun merasakan percikan asinnya air laut di tepi pantai ‘Kuta’ nya Banten. Di sepanjang jalanan, ia tak hentinya menampakkan murung di rautnya. Bersedih aku layaknya matahari yang memerah, namun aku tak akan meninggalkan malamku untuk kurindui.

Di ruang alam bebas terbuka dengan kesejukan senjanya yang menjemput malam, kutemanimu beriang gembira sibak ketenangan air di kolam bercanda dan memainkan ciprat-cipratan dinginnya air yang mulai membiru kehitam-hitaman, pantulan langit yang sedang menuju kelabu. Lembut mengalir getaran merambat di riaknya air, sesaat telan tubuh basahmu, sesaat menyembul kening lumba-lumbamu kepermukaannya. Tenang dan damai pandangan penuh pesona selintas lalu serupa lukisan maestro dalam karya masterfiece yang tiada bernilai harganya. Bahagia .

Di ruang alam berbungkus batubata merah tanah berpendingin fan yang menempel di dinding tak berwarna pada senja yang temaram itu, dalam keheningan yang redup dan semburat kemilau raut wajahmu, kupeluki rindu berat ini erat, kuciumi cinta kasih ini hangat, kuresapi setiap decak kekaguman pada belaian dan renggutannya di rambut kucelku, malam yang mesra kuharap tiada bertepi dan selamanya malam menyelimutiku, sulitnya aku memendam setiap rasa yang menggantung entah seperti apa. Yang kurasakan jantungku berhenti berdetak andai linangan air mata memburamkan pandangan kedua bola matamu yang kukenali beribu tahun lalu. Kesungguhan ini bak bom atom nuklir yang meratakan bumi Nagasaki dan Hiroshima tempat para pasukan berani mati Jibakutai ala Jepang bak beruang dilahirkan, mengalihkan kebuasanku menjadi ketidakberdayaan.



Dan satu kesimpulan yang meragukan dengan berlama-lama menunggu jawaban pada tanya akhirnya terjawab dengan sendirinya. Malam tak pernah singgah kecuali kepadaku. Bintang-bintang yang lantak bagai debu terbang di semesta luas itu berhamburan pecah ke segala arah, indah seperti perayaan tahun yang baru tetapi tidak dengan suara letusannya, syahdu nan menenteramkan jiwa. Kututup pintu dan jendela bilik-bilik sukma ini dari semua derita yang mulai letih menyerah dalam menghampiri malam-malamku dengan indahnya. I love you only.


Serang, 16 April 2015.







Terkadang kita tidak menyadari bahwa perasaan kasih itu adalah ketulusan yang tidak mengharap balasan apapun, hanya mengharap kebahagiaan bagi orang yang kita kasihi. Berbeda dengan perasaan sayang, ia akan mengharap balasan setiap kasih yang diberikan dengan kasih yang diterima, namun keduanya tidak menimbulkan emosi yang menggebu dan menggelora, hanya saling membahagiakan, memberi, menerima dan lepas dari keinginan untuk rasa memiliki. Itulah bedanya kedua perasaan itu dengan perasaan cinta, cinta manusia terhadap lawan jenisnya cenderung menyertakan rasa memiliki atau menguasai semua yang ada pada diri pasangannya di samping kedua perasaan kasih dan sayang. Sebab itulah perasaan cinta manusia dilengkapi rasa cemburu yang terkadang berlebihan.  



 





----*****----





Popular Posts