Hasya Nageena Ramadhani

7/7/2015, setengah lima selepas makan sahur, ia berontak kontraksi dalam rahim, meminta jalan lahirnya terbuka . Memerihkan semua mata, menegangkan setiap rasa, setengan delapan pagi ku hantarkan ke tempat biasa kami chek disetiap bulannya, ternyata 6 pintu pembukaan di klaim sedang berlangsung dengan seribu perih yang tidak pernah dapat aku bayangkan. Sungguh perempuan dalam jihadnya kala itu. Ratusan upaya perut mulas mengejan hingga kesiang hari tiada menghasilkan apapun. Hingga 3 penuntun memasrahkan ke Rumah Sakit yang tak pernah aku inginkan. Jelang 3 sore akhirnya Hasya Nageena Ramadhani menghirupkan udara dunia nyata namun tanpa tangisnya. Seluruh tubuh berlumurkan hijau cairan ketuban yang tertelah. Oh Tuhan... apa gerangan...



Sekali saja aku kumandangkan Adzan dan Iqomat, setelah itu tiada lagi waktuku memandangi mungilmu. Engkau sendirian melawan kritis... menitik air di mata ini lirih panggilkan nama Tuhan, Ya Allah ya Rabbi, tolonglah baby kecilku dengan MukjizatMu. Aamiin...

Hingga detik ini aku tak mengantongi izin walau untuk memandangnya dari luar kaca penghalang Isolasi..

Rangkasbitung, 9/7/2015

Popular Posts